Membenihkan Rostris
Tim BBPBAP - jepara, Trobos 37 Oktober 2002
Introduksi udang Rostris atau udang biru atau
litopenaeus stylirostris 3 bulan lalu yaitu sejak
pelepasan oleh Menteri Rokmin telah memperlihatkan popularitas yang tinggi.
Udang rostris
secara alami bisa ditemukan hidup di wilayah timur Pasifik di utara
Meksiko sampai Paita Peru.
Introduksi udang rostris di Indonesia berasal dari induk udang Meksiko
yang dikenal dengan
nama Camaron azul.
Sesuai siklus hidup udang penaeid, fase juvenil udang
hidup di daerah payau lalu kembali ke laut
sewaktu dewasa untuk melakukan perkawinan. Udang dewasa hidup pada
kedalaman 27 m
menyukai tipe dasar lumpur, liat atau lumpur berpasir.
Tubuh udang berwarna biru, mempunyai rostrum bergigi 7
di bagian dorsal dan 1 gigi lunak di
bagian ventral, duri kecil ditemukan pada tepi posterior segmen abdomen
kelima. Induk betina
yang berbobot 62 gram mampu bertelur 189.000 butir setiap kali memijah.
Fekunditas udang rostris
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis udang penaeid lainnya.
Udang rostris memperlihatkan beberapa keunggulan sesuai
dengan kajian yang dilakukan oleh
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) di Jepara yaitu
:
1. Mempunyai laju pertumbuhan yang relatip cepat, rata-rata sedikit lebih
cepat dibandingkan udang
windu, bobot 30 gram dicapai dalam tempo 4 bulan.
2. Memiliki kelangsungan hidup (survival rate = SR) di tambak yang tinggi
yaitu mencapai rata-rata 76,76 %
selama 4 bulan masa pemeliharaan.
3. Konversi pakan relatif kecil yaitu 1,38
4. Relatif lebih toleran terhadap perubahan kondisi lingkungan yang
ekstrem dibandingkan
udang windu khususnya menghadapi suhu rendah yang mencapai 24 - 26 oC, dan
salinitass rendah
sampai 9 ppt di musim hujan maupun salinitas tinggi sampai 39 ppt di musim
kemarau.
5. Relatif lebih tahan terhadap virus SEMBV dibandingkan udang windu.
Aspek pembenihan sebagai kegiatan hulu dari budidaya
merupakan bagian penting. Pembenihan
yang baik harus mampu menyediakan benih berkualitas bagus dan dalam jumlah
yang cukup. Lokasi
pemenihan harus memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut
:
1. Lokasi pembenihan harus berdekatan dengan pantai yang dasar perairannya
tidak berlumpur,
mempunyai air laut yang jernih, tidak tercemar, salinitas berkisar 29 - 34
ppt, pH 7,5 - 8,5,
alkalinitas 33 - 60 ppm, dan kandungan bahan organik < 10 ppm.
2. Tanah bangunan stabil untuk menjaga daya tahan bangunan.
3. Letaknya strategis dalam artian mudah dijangkau untuk kelancaran
operasional dan pemasaran benih.
4. Sumber listrik tersedia 24 jam baik bersumber dari PLN atau
generator.
5. Mempunyai sumber air tawar yang cukup, salinitas maksimal 10 ppt,
kesadahan 50 - 500 mg/l.
Kualitas air laut yang digunakan untuk usaha pembenihan
harus mempunyai kualitas yang baik
dan memenuhi kriteria kualitas air seperti pada tabel di bawah ini.
Penanganan air dilengkapi dengan
sarana produksi air bersih untuk operasional kegiatan induk, larva dan
pakan alami. Sistem filter yang
digunakan harus mampu memproduksi air bersih dengan kapasitas 150 ton per
hari. Sistem filter
bertahap yang digunakan yaitu :
1. Bak berbentuk konikel kapasitas 300 ton untuk pengendapan tahap pertama.
Pengalliran air
laut ke bak menggunakan pompa 2 inchi. Panjang pipa dari laut ke bak 100 m
dengan pipa paralon 4 inchi.
2. Dari bak pengendapan pertama dialirkan ke bak kedua secara gravitasi.
Bak berbentuk kotak
persegi panjang kapasitas 400 ton.
3. Dari bak kedua air dipompa dengan pompa 2 inchi melewati sand filter
dan ozonator (untuk sterilisasi)
masuk ke 2 unitbak tandon berbentuk persegi panjang kapasitas
masing-masing 60 ton yang diletakkan
di ruangan tertutup. Pada tandon dilakukan aerasi untuk mempercepat
penetralan pengaruh gas ozon (O3).
4. Distribusi air bersih ke jaringan distribusi melalui sistem filter
karbon aktif. karbon aktif berfungsi
untuk menyerap O3 yang masih tersisa serta logam berat di dalam air.
Jaringan distribusi menggunakan
pipa PVC diameter 1,5 - 4 inchi untuk mengalirkan air bersih ke
masing-masing bak.
Tabel 1. Persyaratan Kualitas Air Kegiatan Pembenihan Udang Rostris
Kelompok Parameter |
Parameter |
Kriteria Air Bersih |
Ideal Pada Pemeliharaan Larva |
Ideal Pada Pengelolaan Induk |
Satuan |
|
Salinitas |
30 - 33 |
30 - 33 |
30 - 33 |
ppt |
|
Suhu |
28 - 32 |
30 - 32 |
Maturasi 27-28
Pemijahan dan penetasan 30 |
oC |
Fisik |
Fluktuasi Suhu |
= 1 |
= 1 |
= 1 |
oC/hari |
|
Warna Air |
Jernih/Tidak Berwarna |
Jernih/Hijau Coklat
Muda |
Jernih/Tidak Berwarna |
- |
|
Kekeruhan |
< 50 |
- |
- |
NTU |
|
Ammonia |
0 |
< 1,5 |
0 |
ppm |
|
Amoniak |
0 |
< 0,1 |
0 |
ppm |
|
Besi |
< 1 |
< 1 |
< 1 |
ppm |
|
Fluorida |
1 < |
1 < |
1 < |
ppm |
|
Hidrogen Sulfida |
Nihil |
Nihil |
Nihil |
ppm |
|
Kesadahan |
33-50 |
33 - 60 |
33 - 60 |
ppm |
|
Nitrat |
0 |
< 10 |
0 |
ppm |
|
Nitrit |
0 |
< 1 |
0 |
ppm |
|
PH |
7,5-8,5 |
7,5 - 8,5 |
7,5 - 8,5 |
ppm |
Kimiawi |
Fosfat |
0,2-0,5 |
0,2 - 0,5 |
0,2 - 0,5 |
ppm |
|
Sulfat |
< 12 |
< 12 |
< 12 |
ppm |
|
Tembaga |
< 0,02 |
< 0,02 |
< 0,02 |
ppm |
|
Timbal |
< 0,03 |
< 0,03 |
< 0,03 |
ppm |
|
Deterjen |
< 0,1 |
< 0,1 |
< 0,1 |
ppm |
|
Minyak & Lemak |
Nihil |
- |
- |
ppm |
|
Sianida |
< 0,01 |
< 0,01 |
< 0,01 |
ppm |
|
BOD (5 hr,20 oC) |
< 3 |
< 3 |
< 3 |
ppm |
|
DO |
> 5 |
> 5 |
> 5 |
ppm |
|
Total Bakteri |
0 |
< 10000 |
< 10000 |
CFU/ml |
|
Total Vibrio |
0 |
< 1000 |
< 1000 |
CFU/ml |
Biologis |
SEMBV |
0 |
0 |
0 |
|
|
TSV |
0 |
0 |
0 |
|
|
Parasit |
0 |
0 / Sedikit |
0 / Sedikit |
|
|