Agribisnis Info
     Informasi Terkini Agribisnis Indonesia

RENCANA PPN BARANG PERTANIAN, PETERNAK AYAM KEBERATAN
Kompas, Kamis 11 Juli 2002 (NWO)


Komisi IX DPR RI saat ini tengah membahas Rancangan Perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 
Tahun 2001 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Barang - Barang Pertanian. Dalam rancangan 
tersebut akan mengatur pengenaan PPN sebesar 10 % terhadap barang-barang seperti feed additive,
 feed supplement dan bibit ayam (DOC = day old chick) yang selama ini dinyatakan bebas PPN.
 Terhadap proposal tersebutpeternak ayam nasional sudah menyatakan keberatannya.

Menurut Ketua Persatuan Peternak Ayam Nasional (PPAN) Herry Dermawan, seperti diberitakan 
Kompas edisi 11 Juli 2002, feed supplement berupa mineral serta obat - obatan dan feed additive di antaranya
 vitamin yang dtambahkan ke dalam pakan. Lima sampai sepuluh persen dari pakan biasanya mengandung feed additive dan feed supplement. Dengan pengenaan PPN tersebut Pemerintah diperkirakan akan memperoleh 
tambahan pendapatan sebesar Rp 1,575 - 1,89 miliar setiap bulannya.

Demikian pula halnya dengan bibit anak ayam (DOC) yang akan dikenakan PPN. Produksi bibit anak
 ayam secara nasional diperkirakan mencapai 14 - 18 juta ekor setiap minggunya. Apabila harga DOC
ditaksir Rp 2.100 per ekor, maka dengan pengenaan PPN tersebut Pemerintah setiap minggunya akan 
memperoleh tambahan pemasukan sebesar Rp 2,8 - 3,6 miliar atau setara Rp 11,2 sampai Rp 14,4 miliar
per bulannya.

Pengenaan PPN terhadap tiga komponen industri peternakan ayam tersebut di atas dikhawatirkan akan 
mengancam kelangsungan industri peternakan ayam nasional yang dimiliki sekitar 80.000 peternakan rakyat. Pengenaan PPN secara otomatis akan menaikkan biaya produksi industri peternakan ayam. Diperkirakan 
kenaikan biaya produksi untuk setiap ekor ayam sebesar Rp 1.302,5 dengan perincian kenaikan Rp 200 
untuk DOC, dan kenaikan Rp 1.102,5 untuk setiap 3,5 kg pakan yang dikonsumsi 
seekor ayam broiler selama masa pemeliharaan 35 hari untuk bisa menghasilkan bobot
 badan sekitar 1,5 kg.

Padahal di sisi lain, peternak akan kesulitan untuk menaikkan harga jual ayam mengingat masih banyaknya
kendala dalam usaha peternakan. Misalnya belum adanya patokan harga patokan untuk produk ayam 
dan data kebutuhan daging ayam secara nasional belum akurat sehingga menyulitkan  peternak dalam
 melakukan perencanaan usaha. Akibatnya seringkali keseimbangan tingkat permintaan dan penawaran 
terganggu yang menyebabkan jatuh bangunnya harga produk ayam.


Kembali ke  Home


AGRITEKNO  PRIMANEKA
Big Small Agribusiness We Care
Central Java , fax 024.7605249 or tel 024.3511233